Sebagai Kepala Desa perempuan pertama di Tanah Gayo, Asnaini (41) terbilang sukses memperjuangkan hak-hak warganya, khususnya kaum perempuan. Ibu tiga anak itu akhirnya dianugerahi Perempuan Aceh Award (PAA) 2012. Asnaini merupakan Kepala Desa (Reje) Pegasing, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Dia dinobatkan sebagai tokoh perempuan paling berpengaruh di Aceh tahun ini oleh Gerakan Perempuan Aceh, menyisihkan empat nominator lain. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Hasbi Abdullah di Gedung ACC Sultan Selim II Banda Aceh, Kamis (22/11/2012). "Saya tidak pernah menyangka bisa mendapatkan penghargaan ini. Ini kayak mimpi rasanya," kata Asnaini kepada wartawan. Asnaini yang terpilih sebagai Kepala Desa sejak 2011 dinilai sukses memperjuangkan hak-hak perempuan dalam kebijakan Pemkab Aceh Tengah dan aktif menyuarakan suara masyarakat khususnya kaum hawa. Asnaini berhasil mendorong Pemkab dalam hal pengalokasian anggaran untuk intensif 1.500 orang kader Posyandu, memastikan bidan desa menetap di desa yang ditugaskan, mengalokasikan Anggaran Dana Gampong (ADG) 50 persen untuk kepentingan perempuan. Perempuan yang hanya lulus SMA itu, juga berhasil menginisiasi masuknya aliran listrik ke Dusun Luwang, Pegasing sejak 2012. Dusun yang letaknya di kaki bukit dan dihuni 22 Kepala Keluarga itu, sebelumnya belum pernah menikmati listrik sejak Indonesia merdeka 68 tahun silam. "Dengan adanya listrik di sana sekarang masyarakat bisa meningkatkan perekonomiannya," kata Asnaini yang juga aktif sebagai pengururs Program Pengembangan Kecamatan (PPK) PNPM Mandiri Pedesaan. Dia menuturkan awalnya banyak orang meragukan dirinya memimpin, namun Asnaini nekad maju dalam pemilihan kepala kampung untuk memperjuangkan hak-hak perempuan sekaligus membuktikan bahwa perempuan itu juga bisa menjadi pemimpin. "Saya ingin membuktikan kalau perempuan itu kerjanya bukan hanya di sumur, di kasur dan di dapur. Perempuan juga bisa berkarya," ujar Asnaini yang bersuamikan Mirjan, petani di Pegasing. Dia menyatakan akan terus mewujudkan cita-citanya untuk memenuhi hak-hak perekonomian, pendidikan warganya. Desa Pegasing terdapat 270 KK atau 414 jiwa. Dalam memimpin, Asnaini mengaku sering menghadapi kendala karena banyak kaum pria sering malu menyampaikan keluhannya secara langsung kepadanya. "Tapi belakangan sudah mulau terbuka," sebutnya. Seorang Dewan Juri PPA 2012, Mukhtaruddin Yakob mengatakan, Asnaini terpilih sebagai pemenang karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan penyelenggara. Empat nominator PPA 2012 adalah Nurjubah, dari Forum Organisasi Janda Daerah Operasi Militer (Forjadim) yang aktif mendampingi keluarga korban pembunuhan dan kekerasan semasa DOM Aceh mencari keadilan. Irawati asal perempuan Ujong Pancu, Aceh Besar yang aktif mendorong perempuan-perempuan di kampungnya dalam berbagai kegiatan dan pendidikan informal. Ia ikut merintis lahirnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Seribu Bintang untuk anak-anak nelayan di teras rumah pribadinya. Dwi Handayani dari Komunitas Perempuan Cinta Damai (KPCD) yang sukses menyatukan warga dari beberapa etnis yang sempat bersitegang semasa konflik Aceh di Kabupaten Bener Meriah. Fadlina, perempuan asal Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, aktif mendampingi penderita kusta yang sebelumnya dikucilkan hingga diterima dengan baik. Sementara itu Ketua panitia pelaksana PPA, Riswati mengatakan, PPA sudah dimulai sejak 2009, sebagai bentuk penghargaan kepada perempuan yang berjasa dan berpengaruh di masyarakat. "Dengan adanya penghargaan ini kita berharap keberadaan perempuan itu semakin dihargai," ujarnya.
Title : Kades Ini Terpilih Sebagai Perempuan Paling Berpengaruh di Aceh
Description : Sebagai Kepala Desa perempuan pertama di Tanah Gayo, Asnaini (41) terbilang sukses memperjuangkan hak-hak warganya, khususnya kaum pere...